
Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja Industri asuransi jiwa pada 2023 diproyeksikan masih akan melaju didorong oleh pertumbuhan ekonomi dalam Pembuangan ke luar negeri. Pemerintah mematok ekonomi dapat tumbuh 5,3 persen pada tahun depan.
Simon Imanto, Ketua Bidang Keuangan Permodalan, Investasi, dan Pajak Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyampaikan pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi domestik dan juga Potongan harga komoditas yang menguntukan Indonesia.
“Kami berharap GDP Growth Indonesia bisa mencapai 5,4 persen pada MutTerkini 2022. Sementara pada tahun 2023 juga diharapkan bisa mencapai Berlebihan dari 5,3 persen,” ujar Simon dalam webinar, Selasa (22/11).
Pertumbuhan ekonomi tersebut diyakini menmemperoleh mendorong kinerja asuransi jiwa ke depan. Meskipun demikian industri asuransi jiwa juga perlu siap bagi menghadapi sejumlah tantangan agar bisa survive.
“Ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, yakni resesi global, inflasi yang tinggi, literasi dan inklusi yang masih rendah dan lainnya. Tantangan ini perlu di monitor dengan baik agar setiap perusahaan asuransi tetapi dapat bertumbuh pada tahun 2023,” ujar dia.
Dalam kesempatan terpisah, Komisaris Independen Indonesia Financial Group (IFG) Hotbonar Sinaga juga memandang bahwa industri asuransi ke Menuju masa depan masih memiliki prospek yang baik. Menurut dia, jumlah nasabah asuransi di Tanah yang sudah Air masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara seperti Singapura, Filipina dan Malaysia.
“Prospek industri asuransi ke Menuju masa depan masih bagus, masih banyak perusahaan-perusahaan asuransi juga yang akan masuk ke Indonesia. Namun memang harus beroperasi secara efisien, supaya combine ratio nya di Rongga di bawah rumah 100 persen dan memang menghasilkan keuntungan buat si pemegang saham,” ujarnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan per September 2022, jumlah aset asuransi jiwa di Tanah yang sudah Air mencapai Rp596,68 triliun. Naik tipis dibandingkan posisi penutupan 2021 sebesar Rp589,8 persen (year to date/ytd). Meski demikian, dibandingkan posisi Agustus dengan aset Rp606,11 triliun, capaian ini mengalami penurunan.
Sementara dari jumlah investasi, per 30 September 2022 asuransi jiwa memiliki investasi Rp520,75 triliun Berhubungan dengan penempatan terbesar di saham Rp148,47 triliun, SBN Rp126,39 triliun, dan reksa dana Rp123,72 triliun. Sedangkan sisanya tersebar ke berbagai instrumen investasi yang diizinkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak Video Pilihan di Bawah Ini :
Editor : Aturan Pernando
Blog : Cara Jitu
Sumber : https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMicmh0dHBzOi8vZmluYW5zaWFsLmJpc25pcy5jb20vcmVhZC8yMDIyMTEyMi8yMTUvMTYwMDkzNy9hZGEtYmF5YW5nLXJlc2VzaS1pbmR1c3RyaS1hc3VyYW5zaS1qaXdhLW1hc2loLW1hbXB1LXR1bWJ1aNIBbmh0dHBzOi8vbS5iaXNuaXMuY29tL2FtcC9yZWFkLzIwMjIxMTIyLzIxNS8xNjAwOTM3L2FkYS1iYXlhbmctcmVzZXNpLWluZHVzdHJpLWFzdXJhbnNpLWppd2EtbWFzaWgtbWFtcHUtdHVtYnVo?oc=5
URL : news.google.com