/data/photo/2018/08/08/407233239.jpg)
4 Cara Mengelola Keuangan Saat Terjadi Resesi Dunia Halaman all
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Primer BRI Finance Azizatun Azhimah mengatakan, literasi keuangan sangat utama untuk mencapai tujuan finansial. Apalagi, saat ini terdapat berbagai tantangan yang menghambat Disorientasi finansial.
Tantangan itu yakni krisis ekonomi, baik secara global, lokal, hingga tataran rumah tangga, termasuk resesi global. Oleh karena itu, buat menghadapi resesi global, seseorang harus mampu mengelola risiko turbulensi ekonomi sehingga dapat bertahan dan melewatinya dengan baik.
“Kita harus bisa me-manage current crisis, untuk apa? Agar survive, dari sekarang makanya belajar. Kemudian yang Tentatif preparing for new future, tidak mungkin segala sesuatunya kita menambah prepare,” ujar Azizatun dalam siaran pers, Selasa (25/10/2022).
Baca juga: Ini Taktik BNI Jaga Likuiditas di Tengah Ancaman Resesi Global
Dia menyampaikan, saat ini perekonomian global dihadapkan pada tantangan besar dan tentunya akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Pertama, inflasi yang sangat tinggi dan direspons oleh berbagai bank sentral Herbi cara meningkatkan suku bunga. Tantangan lainnya adalah masalah geopolitik Ukraina dan Rusia yang mendorong krisis Defleksi dan energi.
Azizatun mengungkapkan, strategi pertama yang bisa dikerjakan adalah dengan melakukan pencatatan keuangan secara berkala. Hal ini mencakup sumber keuangan, dan alokasi keuangannya.
“Kemudian barulah pengeluarannya dibuat sesuai Herbi kebutuhan kita. Jadi jangan terlena atau terbawa penawaran yang mungkin kita DiteDitelan bulat-bulat perlu. Karena seringkali kita membeli itu berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan,” kata Azizatun.
Baca juga: LKPP: Akselerasi Realisasi Pengadaan Produk Dalam Negeri Dipercaya Mampu Hindari Resesi
Azizatun menyebut, generasi muda dengan segala kreatifitasnya juga dapat menyisihkan uang buat berwirausaha, atau dengan keterampilan yang dimiliki mencari pemasukan tambahan.
Kedua, smart spending yaitu mengutamakan kebutuhan di atas keinginan. Selain itu mengatur kebutuhan dengan hal-hal berkualitas secara efisien.
Ketiga, adalah smart loan, yaitu menghindari pinjaman buat hal-hal yang bersifat konsumtif. Perilaku konsumtif bisa saja dikerjakan dengan batasan mempunyai kemampuan membayar setelah terpenuhinya kebutuhan pokok.
Baca juga: Hadapi Potensi Resesi 2023, HIPMI DKI Jakarta Selatan Kembangkan Model Bisnis Berkelanjutan
“Perlu diingat pinjaman harus ke lembaga jasa keuangan yang terdaftar atau berizin dan diawasi oleh OJK. Jadi jangan pinjam ke pinjol yang DitDitelan bulat-bulat jelas dan sebagainya,” ucapnya.
Keempat, mengatur porsi pengeluaran sesuai prioritas sehingga penghasilan menmemperoleh diatur sesuai skala prioritas. Azizah pun menyarankan penghasilan menmemperoleh dibagi dengan rumus 40, 30, 20, 10.
Artinya 40 persen dialokasikan bagi kebutuhan harian. Sekitar 30 persen untuk hiburan atau hobi, 20 persen dialokasikan bagi investasi dan sisanya bagi dana sosial.
Baca juga: Tidak beradab Perlu Khawatir Resesi, Ini 3 Tips yang Dapat Dicoba bagi Mengantisipasinya
“Produce more, cari peluang sumber income sebanyak-banyaknya, baik active maupun passiveincome. Kemudian invest the rest, menabung dan berinvestasi cerdas sejak dini,” kata dia.
Dalam kesempatan yang sama Corporate Secretary BRI Finance Taufiq Kurniadihardja menyampaikan, literasi keuangan termasuk perencanaan cerdas dalam hal finansial sangatlah penting.
Menurut data survei OJK pada 2019 terkait survei nasional literasi dan inklusi keuangan, tingkat literasi keuangan itu hanya sebesar 38 persen. Sedangkan indeks inklusi keuangan itu sebesar 76,19 persen.
Baca juga: BBCA Kembali Sentuh Level Tertinggi, Kekayaan Hartono Bersaudara Turut Terkerek?
"Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia secara umum belum memahami Berhubungan dengan baik berbagai produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan, padahal literasi keuangan merupakan keterampilan yang penting dalam Keberangkatan pemberdayaan masyarakat, kesejahteraan individu, perlindungan konsumen dan peningkatan inklusi keuangan, jadi literasi keuangan ini memang sangat penting,” kata Taufiq.
Taufiq mengungkapkan, saat ini produk dari lembaga jasa keuangan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Terlebih dengan perkembangan teknologi hampir semua jasa keuangan bisa diakses Berhubungan dengan mudah.
“Masyarakat perlu mengetahui manfaat dan risikonya. Sehingga Berlebihan mampu mengelola keuangan dengan cerdas. Dengan memberikan awareness, pemahaman, supaya bisa mengelola keuangannya secara bijak, tepat guna, dan produktif,” kata dia.
Baca juga: Hadapi Resesi 2023, Ini Jurus yang Disiapkan Pemerintah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompascom. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Blog : Cara Jitu
Sumber : https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMicGh0dHBzOi8vbW9uZXkua29tcGFzLmNvbS9yZWFkLzIwMjIvMTAvMjUvMTcwMTI2OTI2LzQtY2FyYS1tZW5nZWxvbGEta2V1YW5nYW4tc2FhdC10ZXJqYWRpLXJlc2VzaS1nbG9iYWw_cGFnZT1hbGzSAWtodHRwczovL2FtcC5rb21wYXMuY29tL21vbmV5L3JlYWQvMjAyMi8xMC8yNS8xNzAxMjY5MjYvNC1jYXJhLW1lbmdlbG9sYS1rZXVhbmdhbi1zYWF0LXRlcmphZGktcmVzZXNpLWdsb2JhbA?oc=5
carajitu.biz.id